Senin, 27 Januari 2020

PAUD Pengajaran Buah Umur Dini di Singapura vs IndonesiaPAUD





PAUD Pengajaran Buah Umur Dini di Singapura vs Indonesia. Dari sini akan dibeberkan perbandingan Pengajaran Buah Umur Dini di Singapura vs Indonesia. Apa saja perbedaan Cara Pengajaran Singapura dan Indonesia dalam hal Pengajaran Buah Umur Dini (PAUD) mari kita simak uraian berikut ini.

Sebab kawasan Indonesia betul-betul luas, karenanya Indonesia masih mengalami kesusahan dalam mengontrol pengajaran yang sentralistik dengan keragaman penduduknya. Kecerdasan seseorang tak bisa dievaluasi dan diujicoba dari “Jakarta” melewati satu variasi kurikulum.

PAUD Pengajaran Buah Umur Dini di Singapura vs Indonesia
Bermacam institusi PAUD dari beragam negara acap kali menghasilkan Singapura sebagai acuan penyelenggaraan pelajaran. Dalam penyelenggaraannya, program PAUD di Singapura dikordinasikan oleh dua departemen/kementerian yang berbeda. Ministry of Community Youth and Sport (MCYS) menaungi program childcare dan infant/toddler care. Padahal Ministry of Education (MOE) menaungi program nursery, kindergarten one (K1), dan kindergarten two (K2)

Sebagai salah satu patokan program PAUD, Pemerintah Singapura merasa terganggu dengan adanya si kecil umur dini yang drop out (DO) dari kelas permulaan di tingkatan pengajaran Sekolah Dasar (SD). Menurut data kependudukan yang ada, tiap-tiap tahun ada sekitar 400- 500 si kecil yang DO dari SD pada kelas 1-3 (jumlah penduduk Singapura sekitar 4.5 juta jiwa).

Elemen utama terjadinya DO hal yang demikian sebab mereka tak mendapat layanan PAUD sehingga tak memiliki kesiapan dan kecakapan seperti siswa-siswi lainnya. Untuk menyelesaikannya, MOE menyelenggarakan The Bridging Program to Help Young Children For School Readiness. Tujuan utama program ini antara lain:




Buah bisa memahami orang lain dan mengekspresikan dirinya sendiri,
Buah bisa mencontoh arahan simpel,
Pengembangan kecakapan kepada huruf dan kesadaran kepada fonologi,
Mempunyai konsep perihal angka, dan
Memberi si kecil perihal rutinitas sehari-hari dalam berinteraksi di kelas.
The bridging Program dilakukan melewati pemberian pelajaran singkat selama 4 pekan (20 kali tatap muka), tiap-tiap hari Senin hingga Jumat jam 8-11 pagi. Kerja pelajaran umumnya dilakukan pada masa tamasya semester. Buah-si kecil umur 5-6 tahun yang sama sekali belum pernah mendapat layanan PAUD direkrut sebagai peserta ajar.

PAUD Pengajaran Buah Umur Dini di Singapura vs Indonesia
Pelajaran dilakukan dengan memanfaatkan gedung SD dan energi pengajar PAUD terdekat untuk mempermudah si kecil datang mencontoh pengerjaan pelajaran. Biasanya si kecil – si kecil hal yang demikian berasal dari keluarga yang tingkat pendapatan per bulannya kurang dari 2.000 dollar Singapura = (2000 x Rp. 10.000) keadaan per Juni 2015 = Rp. 20.000.000,-, sebuah ukuran jumlah yang besar jikalau dibandingi pendapatan di Indonesia namun bagi warga negara Singapura termasuk golongan miskin.

Materi pelajaran merujuk pada kurikulum di Taman Kanak-Kanak yang disederhanakan. Pelajaran singkat semacam shortcourse hal yang demikian dilakukan dengan menggunakan sistem pelajaran Reggio Emilia, dengan memberikan stimulan pelajaran pada si kecil umur dini, pengetahuan pada orang tua, dan peningkatan peran serta masyarakat sekitar.

Buah perlu dikasih bekal kesiapan kecakapan untuk menyesuaikan dengan kehidupannya. Sebab itu materi yang disajikan pada selama mencontoh pelajaran singkat hal yang demikian lebih ditekankan pada aspek perkembangan Psikologis, Intelligency, Language, Emosi, and Social (PILES). Dengan adanya stimulan aspek PILES hal yang demikian, diinginkan si kecil memiliki kesiapan dan kecakapan untuk mencontoh pelajaran di SD.

Keterlibatan orang tua dalam dalam kegiatan belajar si kecil di rumah adalah kewajiban supaya suasana si kecil belajar di sekolah di dukung dan diperkuat oleh suasana belajar di rumah. Untuk itu parenting education adalah hal yang penting dikerjakan dalam pengajaran si kecil umur dini sehingga orang tua terlibat secara aktif dalam perkembangan si kecil. Untuk dapat memerankannya, orang tua juga dikasih pengetahuan dan kecakapan melewati pengerjaan pelajaran yang beriringan dengan pelajaran yang dikasih terhadap si kecil-si kecilnya.

Kecuali mencontoh pelajaran yang terjadual, aktivitas home visit adalah salah satu sistem yang digunakan untuk memberikan pengetahuan pada orang tua. Berikutnya orang tua dituntut untuk memandu dan memberi tuntunan pengajaran si kecil-si kecilnya, sehingga si kecil memiliki kecakapan yang hampir sama dengan sahabat-sahabatnya dikala masuk SD.



PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DASAR SINGAPURA
Pengajaran pra sekolah diselenggarakan oleh Taman kanak-kanak dan sentra perawatan si kecil, terdiri dari program tiga tahun untuk si kecil umur 3 sampai 6 tahun. Teregistrasi pada menteri pengajaran, Taman kanak-kanak di Singapura dilakukan oleh yayasan masyarakat, perkumpulan keagamaan, organisasi sosial dan bisnis. Sentra perawatan si kecil memperoleh ijin dari Menteri Pengembangan Masyarakat dan olah raga.

Kebanyakan dari Taman kanak-kanak menyelenggarakan dua sesi sehari dengan tiap-tiap sesi pelatihan dari 2, 5 hingga 4 jam, 5-hari tiap-tiap minggunya. Pada lazimnya kurikulum termasuk program berbahasa Inggris dan bahasa asing dengan pengecualian kepada metode luar negeri ialah pada sekolah Internasional yang menawarkan program Taman kanak-kanak bagi si kecil-si kecil ekspatriat.

Jangka registrasi bagi tiap-tiap Taman kanak-kanak dan sentra perawatan berbeda-beda. Kebanyakan dari sentra perawatan si kecil mendapatkan siswa dari negara manapun sepanjang tahun selama masih ada ketersediaan daerah. Silahkan menghubungi Taman kanak-kanak hal yang demikian secara seketika untuk berita mengenai registrasi, kurikulum dan lainnya.

Sementara di Indonesia Pengajaran Pra Sekolah Dasar dilayani oleh PAUD yang institusinya bisa berupa TK, TK, TPA, dan SPS untuk si kecil umur 0-6 tahun. Salah satu unsur yang menyebabkan Singapura menjadi negara dengan metode pengajaran terbaik di ASEAN yakni unsur pengajar.

Kerja pemfilteran untuk menjadi guru betul-betul ketat dan calon guru yang diterima disesuaikan dengan jumlah guru yang dibutuhkan, sehingga segala calon guru hal yang demikian pasti akan menerima profesi. Sesudah teraudisi, para calon guru dikasih pelatihan sebelum berprofesi, sehingga guru-guru telah menerima pembekalan sebelumnya. Kecuali itu, gaji yang dikasih untuk guru-guru di Singapura juga banyak.  itu menyebabkan kehidupan guru-guru terjamin kesejahteraannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar